Sabtu, 30 November 2013

"Nama Pelatih PSS SLEMAN" Satu Pekan Lagi



SLEMAN-Manajemen PSS Sleman hingga kini belum memiliki keputusan pelatih mana yang akan mereka kontrak untuk mengasuh tim berseragam hijau itu pada musim mendatang. Saat ini ada dua kandidat kuat yang akan menukangi tim berjuluk Super Elang Jawa itu. Kedua kandidat tersebut adalah Timo Scheunemann dan Sartono Anwar.
Manajer PSS Sleman Supardjiyono ketika dihubungi, Jumat (29/11/2013) mengatakan, pihaknya masih terus menggodok matang kedua nama itu. Pihaknya juga masih menggelar rapat untuk menganalisa berbagai pertimbangan yang telah mereka kantongi.
Namun Pardji mengatakan, saat ini masih terlalu dini untuk menentukan nama pelatih karena pihaknya masih harus membicarakan seluruh aspek secara mendaetail. “Sampai saat ini kami belum putuskan, masih akan kami bicarakan lagi di tingkat manajemen,” ujar dia.
Manajemen Elja menargetkan akan menggelar beberapa kali pertemuan internal sebelum mengeluarkan keputusan pelatih yang akan mereka gunakan. Supardjiyono menuturkan pihaknya berencana dalam sepekan ke depan manajemen PSS sudah memiliki keputusan pelatih yang akan mereka gunakan. “Paling lambat satu pekan ini kami dapatkan keputusannya,” katanya.
Sebelumnya, manajemen PSS memutuskan akan memfokuskan pilihan antara Timo dan Sartono meski mereka belum menutup pendaftaran calon pelatih. Keduanya dipilih karena pertimbangan kualitas yang mereka miliki. Timo dinilai memiliki bekal pengetahuan teknis dan taktis yang mumpuni sedangkan Sartono dipilih karena dianggap memiliki jam terbang tinggi di dunia kepelatihan.
Meski saat ini tengah membahas dua nama calon arsitek PSS, Sartono agaknya memiliki peluang lebih besar ketimbang Timo. Pasalnya beberapa waktu lalu pihak manajemen PSS telah bernegosiasi dengan Sartono untuk membicarakan nilai kontrak bila akang menggandeng Sartono ke tubuh PSS. Terlebih Supardjiyono juga memastikan pihaknya mengutamakan pelatih yang berpengalaman dan murah ketimbang yang masih minim pengalaman sebagai pelatih. “Saya tidak bilang siapa yang lebih berpeluang, yang jelas kami butuh pelatih yang bagus dan tak mahal” katanya.

Dengan prestasi kami berharap BIANCO VERDE

Senin, 18 November 2013

PSS Sleman Layangkan Surat Ikut Verifikasi

Manajemen PSS Sleman secara resmi melayangkan surat ke PSSI untuk meminta dua hal pokok yakni verifikasi sebagai peserta Indonesia Super League (ISL) dan menjadi pemegang suara (voter) kongres PSSI.

Manajer PSS Sleman Supardjiyono menjelaskan, pihaknya telah melayangkan surat kepada PSSI terkait permohonan tersebut. “Hari ini (kemarin) kami telah mengirimkan surat kepada PSSI, harapan kami secepatnya surat itu mendapatkan respons, karena itu adalah salah satu penentuan nasib kami ke depan,” kata Supardjiyono memberikan konfirmasi, Jumat (15/11/2013).
Dua hal yang menjadi poin penting dalam surat tersebut. Pertama PSS Sleman sebagai juara Divisi Utama LPIS meminta jatah verifikasi. Dengan verifikasi itu peluang PSS Sleman masuk dalam ISL sangat besar. Aspek legalitas klub sebagai syarat verifikasi telah terpenuhi, di antaranya finansial yang sehat, infrastruktur yang layak dan memadai sesuai standar, administrasi dan pembinaan usia dini sudah dimiliki PSS saat ini.
Menurut Pardji, PSS layak untuk mendapatkan jatah verifikasi tersebut. “Kami meminta jatah  masuk verifikasi karena setelah menang dalam Divisi Utama maka kami memiliki hak atas verifikasi tersebut,” imbuhnya.
Pardji menambahkan jatah verifikasi tidak cukup untuk memuluskan langkah PSS masuk ISL. PSS, katanya, juga meminta PSSI untuk memberikan jatah voter dalam kongres.
Menurut dia, kongres menjadi poin terpenting dalam pengambilan keputusan PSSI. Menurut kabar kongres bakal digelar pada Januari 2014 mendatang. Dengan jatah voter yang diperoleh PSS Sleman tersebut diharapkan akan memberi mereka banyak kemudahan untuk ikut menentukan nasib kompetisi sepakbola tanah air musim 2014.

Setelah menutup kompetisi musim ini dengan manis sebagai juara, manajemen PSS Sleman berharap respons PSSI tidak berlarut-larut. PSS akan melakukan penataan strategi teknik untuk kebutuhan musim depan. Di antaranya melakukan nego pemain, pelatih dan lain sebagainya.
(sumber: bolaindo.com)


La Grande Storia "kami" dengan PSS Sleman


Konvoi PSS Sleman
                Minggu, 10 Noveber 2013 hari sejarah baru bagi kami, setelah bertahun-tahun menunggu dan berharap, akhirnya kami mendapatkan apa yang kami mau. JUARA! Gegap gempita, tawa bahagia dan tangis haru menderu di Stadion Maguwoharjo malam itu. Setelah membagi skor 1-1 sampai menit 90 yang memaksa PSS Sleman dan Lampung FC melakoni drama babak perpanjangan dengan skor akhir 2-1 kemenangan untuk sang Elang Jawa.

                Sore itu mendung sedikit menutupi MIS, padahal jam masih menunjukkan pukul 15.00 namun, di area stadion telah ramai oleh beberapa orang berkostum hijau-hijau dan hitam-hitam. Padahal di dalam stadion masih ada perebutan juara ketiga oleh Persenga dan Persitara, dan pertandingan baru akan digelar malam nanti, PRIDE!!! Hal paling menarik dari sore itu, saya bertemu dengan seorang Sleman fans dari daerah Klaten. Tidak kaget juga jika ada beberapa fans dari luar kota, mengingat sejarah panjang yang dimiliki sang elang. Dia datang dengan beberapa orang berbaju hitam yang kerap saya temui di tribun seatan. Dia duduk disebelah saya dan menawari saya rokok dan minuman, kemudian kami terlibat dalam perbincangan ringan. Saya bertanya-tanya tentang kenapa mendukung dia mendukung PSS Sleman. Dia mengaku sering datang mendukung  PSS sejak dari kelas 3 SMP hingga kini lulus kuliah. Dia menceritakan bagainana dulu sampai rela tidak jajan selama seminggu hanya untuk membeli tiket masuk stadion. Ketika saya menanyakn alasannya kenapa dia menjadi sefanatik itu dengan PSS, dia hanya menjawab “kanggoku PSS ki wis mlebu getih je mas“. “Arep koe bcs opo slemania tetep podo tujuane, koe mesti yo mudeng maksutku” saya hanya tertawa dan kami lalu saling menceritakan juga kejadian-kejadian menarik saat mengawal Elang Jawa away ke kandang lawan. Baik cerita suka maupun duka. Hingga tiba-tiba saya tertegun untuk beerapa saat, terasa semua bulu kuduk berdiri, seperti ada butiran es mengalir di dalam nadi-nadi. Baru saya sadari dari cerita kami berdua, saya telah menemukan kesimpulan pertanyaan saya diawal tadi. Bahwasannya rasa cinta dan kebanggan kami pada PSS sebenarnya tanpa alasan, rasa itu timbul beriringan dengan cerita panjang yang kita miliki dengan PSS. Menyatu mengalir bersama seperti telah mengubah darah kami menjadi hijau, dan menuliskan nama PSS sleman di dada kami. 

                Jika anda mengira saya adalah salah satu gerombolan orang berbaju hitam-hitam di tibun selatan, anda benar. Tetapi jangan mengira kami berteriak, bernyanyi dan berdiri disini untuk bcs, bagi kami bcs hanyalah wadah dan kelompok untuk menata, membakar dan menyatukan teriakan serta semangat dukungan kami untuk PSS, tidak lebih tidak kurang. Kemenangan dan kejayaan PSS adalah harga mati tujuan kami, jika bcs berprestasi, itu “hanya” poin plus yang akan selalu memecut semangat kami untuk mendukung dan terus hidup untuk PSS.
IN PSS WE TRUST, IN CURVA SUD WE BURN.

Sabtu, 02 November 2013

PSS Uji Coba, Stadion Maguwoharjo Kosong

Harianjogja.com, SLEMAN-Di luar dugaan, tribun penonton Stadion Maguwoharjo yang selalu penuh ketika PSS Sleman berlaga kandang, sore ini, Jumat (1/11/2013) terlihat kosong. Ketika PSS Plus menjamu Timor Leste U-23 sore ini pukul 15.30 WIB, kedua kelompok suporter pendukung PSS yang biasanya memenuhi tribun tak terlihat hingga peluit kick off dibunyikan.

Ketika dikonfirmasi, sesepuh Brigatta Curva Sud (BCS), salah satu kelompok suporter PSS, Trimurti Wahyu Wibowo mengakui bahwa sejak awal pihaknya sudah menolak laga uji coba itu. Ia mengaku, pihaknya sama sekali tak diajak berkomunikasi oleh manajemen terkait digelarnya laga tersebut.

Oleh karena itu, ia bahkan berani menyebut yang bertanding lawan Timor Leste tersebut bukanlah PSS yang selama ini didukungnya. “Itu bukan PSS, jadi buat apa kami datang ke stadion,” cetus Wahyu.

Selain itu, menurut dia, laga uji coba itu tak seharusnya digelar mengingat, 7 November mendatang PSS sudah akan melakoni laga penting di babak semifinal Divisi Utama Liga Indonesia 2013. “Kalau memang manajemen itu tak ada duit, itu baru masuk akal kalau mereka menggelar laga itu. Lha wong ini, manajemen tidak kekurangan duit, kenapa dipaksakan menggelar laga ini. Sekarang, biar dirasakan, bagaimana rasanya kalau kami tak datang ke stadion,” katanya.

Sebaliknya, Manajer PSS Suparjiono membantah jika laga uji coba itu digelar hanya untuk alasan uang. “Ini juga untuk keperluan teknis tim ini juga,” bantahnya.

Ia menegaskan bahwa sebelum memutuskan untuk menggelar laga uji coba ini, dirinya sudah berkomunikasi dengan pelatih PSS.
Dalam komunikasinya itu, ia mengaku sempat menanyakan kepada pelatih mengenai penting tidaknya laga uji coba itu digelar. “Saya tanya pelatih, ternyata beliau bilang berani main. Ya sudah, saya putuskan digelar,” ucapnya.

Sedangkan terkait dengan kekhawatiran recovery, ia membantah jika laga itu banyak berpengaruh pada kondisi kebugaran pemain. “Kalau recovery itu, saya rasa tiga hari saja sudah cukup. Kami kan punya waktu seminggu sebelum lawan Persitara [semifinal Divisi Utama],” tukasnya.

Sebelumnya, Ketua Panpel Sudibyo sempat mengutarakan harapannya agar laga uji coba lawan Timor Leste ini bisa menyedot banyak penonton. Bahkan dengan optimistis ia berani memasang target pendapatan tiket sebesar Rp375 juta. “Tapi kalau seperti ini, sangat jauh dari target,” ucapnya sebelum pertandingan.