Sabtu, 30 November 2013

"Nama Pelatih PSS SLEMAN" Satu Pekan Lagi



SLEMAN-Manajemen PSS Sleman hingga kini belum memiliki keputusan pelatih mana yang akan mereka kontrak untuk mengasuh tim berseragam hijau itu pada musim mendatang. Saat ini ada dua kandidat kuat yang akan menukangi tim berjuluk Super Elang Jawa itu. Kedua kandidat tersebut adalah Timo Scheunemann dan Sartono Anwar.
Manajer PSS Sleman Supardjiyono ketika dihubungi, Jumat (29/11/2013) mengatakan, pihaknya masih terus menggodok matang kedua nama itu. Pihaknya juga masih menggelar rapat untuk menganalisa berbagai pertimbangan yang telah mereka kantongi.
Namun Pardji mengatakan, saat ini masih terlalu dini untuk menentukan nama pelatih karena pihaknya masih harus membicarakan seluruh aspek secara mendaetail. “Sampai saat ini kami belum putuskan, masih akan kami bicarakan lagi di tingkat manajemen,” ujar dia.
Manajemen Elja menargetkan akan menggelar beberapa kali pertemuan internal sebelum mengeluarkan keputusan pelatih yang akan mereka gunakan. Supardjiyono menuturkan pihaknya berencana dalam sepekan ke depan manajemen PSS sudah memiliki keputusan pelatih yang akan mereka gunakan. “Paling lambat satu pekan ini kami dapatkan keputusannya,” katanya.
Sebelumnya, manajemen PSS memutuskan akan memfokuskan pilihan antara Timo dan Sartono meski mereka belum menutup pendaftaran calon pelatih. Keduanya dipilih karena pertimbangan kualitas yang mereka miliki. Timo dinilai memiliki bekal pengetahuan teknis dan taktis yang mumpuni sedangkan Sartono dipilih karena dianggap memiliki jam terbang tinggi di dunia kepelatihan.
Meski saat ini tengah membahas dua nama calon arsitek PSS, Sartono agaknya memiliki peluang lebih besar ketimbang Timo. Pasalnya beberapa waktu lalu pihak manajemen PSS telah bernegosiasi dengan Sartono untuk membicarakan nilai kontrak bila akang menggandeng Sartono ke tubuh PSS. Terlebih Supardjiyono juga memastikan pihaknya mengutamakan pelatih yang berpengalaman dan murah ketimbang yang masih minim pengalaman sebagai pelatih. “Saya tidak bilang siapa yang lebih berpeluang, yang jelas kami butuh pelatih yang bagus dan tak mahal” katanya.

Dengan prestasi kami berharap BIANCO VERDE

Senin, 18 November 2013

PSS Sleman Layangkan Surat Ikut Verifikasi

Manajemen PSS Sleman secara resmi melayangkan surat ke PSSI untuk meminta dua hal pokok yakni verifikasi sebagai peserta Indonesia Super League (ISL) dan menjadi pemegang suara (voter) kongres PSSI.

Manajer PSS Sleman Supardjiyono menjelaskan, pihaknya telah melayangkan surat kepada PSSI terkait permohonan tersebut. “Hari ini (kemarin) kami telah mengirimkan surat kepada PSSI, harapan kami secepatnya surat itu mendapatkan respons, karena itu adalah salah satu penentuan nasib kami ke depan,” kata Supardjiyono memberikan konfirmasi, Jumat (15/11/2013).
Dua hal yang menjadi poin penting dalam surat tersebut. Pertama PSS Sleman sebagai juara Divisi Utama LPIS meminta jatah verifikasi. Dengan verifikasi itu peluang PSS Sleman masuk dalam ISL sangat besar. Aspek legalitas klub sebagai syarat verifikasi telah terpenuhi, di antaranya finansial yang sehat, infrastruktur yang layak dan memadai sesuai standar, administrasi dan pembinaan usia dini sudah dimiliki PSS saat ini.
Menurut Pardji, PSS layak untuk mendapatkan jatah verifikasi tersebut. “Kami meminta jatah  masuk verifikasi karena setelah menang dalam Divisi Utama maka kami memiliki hak atas verifikasi tersebut,” imbuhnya.
Pardji menambahkan jatah verifikasi tidak cukup untuk memuluskan langkah PSS masuk ISL. PSS, katanya, juga meminta PSSI untuk memberikan jatah voter dalam kongres.
Menurut dia, kongres menjadi poin terpenting dalam pengambilan keputusan PSSI. Menurut kabar kongres bakal digelar pada Januari 2014 mendatang. Dengan jatah voter yang diperoleh PSS Sleman tersebut diharapkan akan memberi mereka banyak kemudahan untuk ikut menentukan nasib kompetisi sepakbola tanah air musim 2014.

Setelah menutup kompetisi musim ini dengan manis sebagai juara, manajemen PSS Sleman berharap respons PSSI tidak berlarut-larut. PSS akan melakukan penataan strategi teknik untuk kebutuhan musim depan. Di antaranya melakukan nego pemain, pelatih dan lain sebagainya.
(sumber: bolaindo.com)


La Grande Storia "kami" dengan PSS Sleman


Konvoi PSS Sleman
                Minggu, 10 Noveber 2013 hari sejarah baru bagi kami, setelah bertahun-tahun menunggu dan berharap, akhirnya kami mendapatkan apa yang kami mau. JUARA! Gegap gempita, tawa bahagia dan tangis haru menderu di Stadion Maguwoharjo malam itu. Setelah membagi skor 1-1 sampai menit 90 yang memaksa PSS Sleman dan Lampung FC melakoni drama babak perpanjangan dengan skor akhir 2-1 kemenangan untuk sang Elang Jawa.

                Sore itu mendung sedikit menutupi MIS, padahal jam masih menunjukkan pukul 15.00 namun, di area stadion telah ramai oleh beberapa orang berkostum hijau-hijau dan hitam-hitam. Padahal di dalam stadion masih ada perebutan juara ketiga oleh Persenga dan Persitara, dan pertandingan baru akan digelar malam nanti, PRIDE!!! Hal paling menarik dari sore itu, saya bertemu dengan seorang Sleman fans dari daerah Klaten. Tidak kaget juga jika ada beberapa fans dari luar kota, mengingat sejarah panjang yang dimiliki sang elang. Dia datang dengan beberapa orang berbaju hitam yang kerap saya temui di tribun seatan. Dia duduk disebelah saya dan menawari saya rokok dan minuman, kemudian kami terlibat dalam perbincangan ringan. Saya bertanya-tanya tentang kenapa mendukung dia mendukung PSS Sleman. Dia mengaku sering datang mendukung  PSS sejak dari kelas 3 SMP hingga kini lulus kuliah. Dia menceritakan bagainana dulu sampai rela tidak jajan selama seminggu hanya untuk membeli tiket masuk stadion. Ketika saya menanyakn alasannya kenapa dia menjadi sefanatik itu dengan PSS, dia hanya menjawab “kanggoku PSS ki wis mlebu getih je mas“. “Arep koe bcs opo slemania tetep podo tujuane, koe mesti yo mudeng maksutku” saya hanya tertawa dan kami lalu saling menceritakan juga kejadian-kejadian menarik saat mengawal Elang Jawa away ke kandang lawan. Baik cerita suka maupun duka. Hingga tiba-tiba saya tertegun untuk beerapa saat, terasa semua bulu kuduk berdiri, seperti ada butiran es mengalir di dalam nadi-nadi. Baru saya sadari dari cerita kami berdua, saya telah menemukan kesimpulan pertanyaan saya diawal tadi. Bahwasannya rasa cinta dan kebanggan kami pada PSS sebenarnya tanpa alasan, rasa itu timbul beriringan dengan cerita panjang yang kita miliki dengan PSS. Menyatu mengalir bersama seperti telah mengubah darah kami menjadi hijau, dan menuliskan nama PSS sleman di dada kami. 

                Jika anda mengira saya adalah salah satu gerombolan orang berbaju hitam-hitam di tibun selatan, anda benar. Tetapi jangan mengira kami berteriak, bernyanyi dan berdiri disini untuk bcs, bagi kami bcs hanyalah wadah dan kelompok untuk menata, membakar dan menyatukan teriakan serta semangat dukungan kami untuk PSS, tidak lebih tidak kurang. Kemenangan dan kejayaan PSS adalah harga mati tujuan kami, jika bcs berprestasi, itu “hanya” poin plus yang akan selalu memecut semangat kami untuk mendukung dan terus hidup untuk PSS.
IN PSS WE TRUST, IN CURVA SUD WE BURN.

Sabtu, 02 November 2013

PSS Uji Coba, Stadion Maguwoharjo Kosong

Harianjogja.com, SLEMAN-Di luar dugaan, tribun penonton Stadion Maguwoharjo yang selalu penuh ketika PSS Sleman berlaga kandang, sore ini, Jumat (1/11/2013) terlihat kosong. Ketika PSS Plus menjamu Timor Leste U-23 sore ini pukul 15.30 WIB, kedua kelompok suporter pendukung PSS yang biasanya memenuhi tribun tak terlihat hingga peluit kick off dibunyikan.

Ketika dikonfirmasi, sesepuh Brigatta Curva Sud (BCS), salah satu kelompok suporter PSS, Trimurti Wahyu Wibowo mengakui bahwa sejak awal pihaknya sudah menolak laga uji coba itu. Ia mengaku, pihaknya sama sekali tak diajak berkomunikasi oleh manajemen terkait digelarnya laga tersebut.

Oleh karena itu, ia bahkan berani menyebut yang bertanding lawan Timor Leste tersebut bukanlah PSS yang selama ini didukungnya. “Itu bukan PSS, jadi buat apa kami datang ke stadion,” cetus Wahyu.

Selain itu, menurut dia, laga uji coba itu tak seharusnya digelar mengingat, 7 November mendatang PSS sudah akan melakoni laga penting di babak semifinal Divisi Utama Liga Indonesia 2013. “Kalau memang manajemen itu tak ada duit, itu baru masuk akal kalau mereka menggelar laga itu. Lha wong ini, manajemen tidak kekurangan duit, kenapa dipaksakan menggelar laga ini. Sekarang, biar dirasakan, bagaimana rasanya kalau kami tak datang ke stadion,” katanya.

Sebaliknya, Manajer PSS Suparjiono membantah jika laga uji coba itu digelar hanya untuk alasan uang. “Ini juga untuk keperluan teknis tim ini juga,” bantahnya.

Ia menegaskan bahwa sebelum memutuskan untuk menggelar laga uji coba ini, dirinya sudah berkomunikasi dengan pelatih PSS.
Dalam komunikasinya itu, ia mengaku sempat menanyakan kepada pelatih mengenai penting tidaknya laga uji coba itu digelar. “Saya tanya pelatih, ternyata beliau bilang berani main. Ya sudah, saya putuskan digelar,” ucapnya.

Sedangkan terkait dengan kekhawatiran recovery, ia membantah jika laga itu banyak berpengaruh pada kondisi kebugaran pemain. “Kalau recovery itu, saya rasa tiga hari saja sudah cukup. Kami kan punya waktu seminggu sebelum lawan Persitara [semifinal Divisi Utama],” tukasnya.

Sebelumnya, Ketua Panpel Sudibyo sempat mengutarakan harapannya agar laga uji coba lawan Timor Leste ini bisa menyedot banyak penonton. Bahkan dengan optimistis ia berani memasang target pendapatan tiket sebesar Rp375 juta. “Tapi kalau seperti ini, sangat jauh dari target,” ucapnya sebelum pertandingan.

Jumat, 12 Juli 2013

Pemkot Belum Lirik Operasi Pasar

JOGJA - Harga kebutuhan pokok memasuki awal Ramadan terus meroket. Kenaikan harga yang mencolok terjadi pada komoditas cabai rawit merah.
Komoditas yang menghasilkan rasa pedas tersebut harganya mencapai Rp 60 ribu tiap kilogram kemarin (11/7). Harga itu lebih mahal Rp 2 ribu dibanding harga sehari sebelumnya.

Kenaikan harga juga terjadi pada bawang merah. Bahkan, kenaikannya mencapai sekitar Rp 10 ribu tiap kilogram. Yakni dari Rp 30 ribu menjadi Rp 40 ribu per kilogram.

Komoditas bahan pokok yang harganya masih stabil adalah daging sapi. Harganya tetap di kisaran Rp 90 ribu untuk tiap kilogram.

Penurunan harga terjadi pada daging ayam potong. Penurunannya  sebesar Rp 2 ribu per kilogram. Sebelumnya harganya Rp 35 ribu. Kemarin harga menjadi Rp 33 ribu.

Kenaikan harga cabai dan bawang itu dinilai Pemkot Jogja masih dalam taraf wajar. Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti menyatakan, kenaikan harga masih dalam normal.

Penilaian itu dilontarkan Haryadi saat memantau harga sejumlah barang kebutuhan pokok di Pasar Beringharjo Jogja kemarin. Berpijak dari data hasil pantauan, dia berpendapat pemkot belum akan melakukan operasi pasar.

Haryadi menyatakan, kenaikan harga yang terjadi di pasar terbesar di Jogjakarta itu masih di bawah kenaikan harga rata-rata nasional. ”Operasi pasar untuk menstabilkan harga pasar belum diperlukan. Tidak ada kenaikan harga yang ekstrem. Semua juga masih di bawah nasional,” tutur dia.

Dia menambahkan, kenaikan harga cabai dan bawang juga bukan dipicu akibat ketersediaan stok yang minim. Kenaikan harga terjadi murni lantaran terdampak kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) akhir Juni lalu. Selain itu, kenaikan harga sejumlah komoditas juga disebabkan momentum awal Ramadan dan menjelang Idul Fitri.

”Kebutuhannya memang meningkat. Jadi, ya sesuai mekanisme harga pasar harga akan mengalami kenaikan,” terang dia.

Sikap pemkot yang belum akan menggelar operasi pasar didukung Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Jogja Aman Yuriadijaya. Dia menuturkan, melaksanakan operasi pasar bukan perkara mudah.

Apalagi, lanjutnya, wilayah Kota Jogja terhubung dengan berbagai daerah lain. ”Butuh kerja sama dengan daerah lain,” terang figur yang juga menjabat asisten II bidang perekonomian dan pembangunan ini.

Dia mengatakan, disperindagkoptan akan mencoba berkoordinasi dengan daerah tetangga terutama Sleman dan Bantul. Termasuk menjalin komunikasi dengan Pemprov DIJ.

Langkah kkoordinasi tersebut ditempuh untuk menjaga stabilisasi harga pangan jelang lebaran nanti. ”Kalau harga memang naik, ya operasi pasar menjadi opsi satu-satunya mengatasi kelangkaan barang di pasaran,” katanya.

Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Kota Jogja memberi perhatian khusus terkait belum digelarnya operasi pasar ini. APPSI menilai harga sebagian bahan pokok seperti gula, minyak, dan beras masih stabil.

”Kami terus berupaya menjamin stabilitas harga. Jadi, operasi pasar masih belum perlu," kata Ketua APPSI Kota Jogja Syaherman.

Tinggal Menunggu Pengesahan Topas dan Agung

SLEMAN- PSS Sleman sudah mengikat tiga pemain baru guna memperkuat tim di sisa putaran kedua. Satu pemain, Kristian Adelmund sudah mendapat legalitas dari PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS).
Namun untuk dua pemain lagi, yakni mantan penggawa PSIM Jogja di Divisi Utama LI 2013 Topas Pamungkas dan Agung Suprayogi belum mendapat pengakuan dari operator kompetisi pimpinan CEO Widjajanto tersebut.

Terkait hal ini, Manajer PSS Sleman Supardjiono menegaskan baik Topas maupun Agung sama-sama sudah didaftarkan ke LPIS sejak akhir pekan lalu. Hanya saja hingga kini belum juga ada jawaban.

Pardji tidak tahu alasan LPIS belum juga memproses pengesahan mereka. Namun dia menengarai hal itu berkaitan dengan awal Ramadan.

“Jujur saya sendiri tidak tahu alasannya kenapa belum ada jawaban dari LPIS. Tapi ada kemungkinan orang-orang yang ada di LPIS sedang liburan. Maklum saja sekarang kan baru memasuki awal Ramadan,” tandas adik politikus partai Nasional Demokrat (Nasdem) Subardi ini.

Pardji memperkirakan Senin (15/7) pendaftaran Agung dan Topas bakal diproses. Juga tidak menutup kemungkinan dua pemain penting Laskar Mataram-julukan PSIM- tersebut sudah disahkan LPIS.

Soal Topas yang sempat membela klub amatir Persikap Kabupaten Pekalongan di Divisi I bulan lalu, Pardji menegaskan hal itu bukan masalah. Sebab, sekalipun bermain di Divisi I status Topas tidak pernah turun ke amatir. Pasalnya sesua manual yang dibuat Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) setiap tim Divisi I diperbolehkan mempekerjakan tujuh pemain profesional.

“Kan aturannya kompetisi Divisi I ini memperbolehkan adanya tujuh pemain profesional. Nah, meskipun Topas main untuk Persikap statusnya tetap pemain profesional. Selain itu, untuk turun dari profesional ke amatir kan butuh masa pemutihan yang tidak sebentar,” kata dia.

Di bagian lain, pelatih anyar PSS Lafran Pribadi memastikan dirinya tidak akan menyusun ulang program latihan Ramadan. Kata pembesut Planet Biru tersebut, apa yang telah disusunnya dengan mantan pelatih Yusak Sutanto sudah sangat sempurna untuk tim yang sedang menjalani jeda tengah kompetisi seperti PSS.

Dengan demikian, agenda uji coba setiap pekan tetap dilanjutkan. Namun jika akhirnya tidak mendapat lawan yang sepadan, tim amatir Sleman bisa menjadi pilihan. Terlebih lagi tidak semua klub Sleman berpartisipasi di ajang Ramadan Cup yang mulai bergulir 17 Juli mendatang.
“Tapi hal itu tentunya harus dibicarakan dengan manajemen juga. Kami kan cuma bisa menyusun plan.Keputusan akhir tetap di manajemen,”imbuhnya.

Tapi PSS nampaknya tidak perlu pusing-pusing mencari lawan sepadan. Pasalnya, kompetitor mereka di Divisi Utama LPIS Persires Banjarnegara berencana mengajak Super Elang Jawa (Super Elja) melakukan laga uji coba . Kabarnya jika terlaksana laga tersebut bakal digelar di Maguwoharjo International Stadium (MIS) akhir pekan depan.
(sumber: Radar Jogja)

Kamis, 27 Juni 2013

Ini Adik atau Malah Fans BCS?


Heuheuheu gininih jadinya kalo punya pacar LDR, pagi-pagi Eyang cuman ditemenin tugas ama kopi doang, skip~. Eyang punya pikiran buat bikin posting nih... Mungkin dari judulnya udah kliatan aneh, tapi buat masyarakat Jogjajarta, Sleman dan Bantul khususnya pasti udah tau apa yang bakalan Eyang posting, simak dulu ya lik. Pastinya kalo kemaren udah pada nyimak galeri sepak bola Indonesia hari sabtu, yang memuat tentang PSS Sleman dan kedua suporter fanatiknya SLEMANIA dan BCSxPSS 1976, bakalan berdecak kagum sama loyalitas dan kekreatifan kedua suporter ini. Ternyata si hitam-hitam Curva Sud ini memiliki adik baru sekarang. Cukup kreatif dengan koreonya yang juga bisa dibilang lumayan. Iseng-iseng Eyang coba deh nonton langsung ke Bantul sama cari profil adik-adik kecil ini di internet, ternyata mereka juga keren dan berkelas loh. Tapi sayang, ternyata sodara muda dari selatan Jogja ini banyak copy pastenya loh. Anehnya lagi lik, sepertinya mereka bener bener copy paste tanpa tau makna bahasa dalam ber-Ultras dan ber-suporter, sepertinya loh~.

Logo CNF x 1967

Adik kecil dari bantul ini bikin suporter ala-ala ultras, namanya CNF x 1967 (Curva Nord Famiglia), ya mereka adalah kelompok suporter PERSIBA. Ada beberapa hal yang akan Eyang kritisi dari kelompok yang katanya ultras dari Bantul ini.

 

Pertama, dari segi nama

kalo kalian seorang yang tau bahasa italia, maka kalian mungkin udah jungkir balik 7 turunan liat namanya. Kata “famiglia” ini seharusnya diletakkan di awal dan atau ada terusan kata di belakangnya, contoh: “Famiglia Internisti Indonesia”. Kata “famiglia” itu artinya rumah tangga, jadinya tribun utara rumah tangga? Heuheuheu bukan kok, maksut mereka adalah keluarga tribun utara, yaampun imut banget yach. Terus soal penama’an yang kesannya memaksa, “x 1967” itu berkesan kalo CNF yang lahirnya 1967, bukan PERSIBA nya.  Apa mereka gak malu kalo ada anak Curva Nord Milan tau keberadaan mereka dan bertanya "Serius kalian berdiri tahun 1967?” ceritanya lain lagi kalo “x PERSIBA 1967”, mungkin mereka tau cuman bingung ntar dikira ikutan “x PSS” nya BCS.

 

Kedua, dari segi fisik/tampilan

Mereka juga pake baju hitam-hitam mirip BCSxPSS nya Sleman. Ultras itu ga harus hitam lik, mungkin kalau BCS Sleman pake putih-putih mungkin CNF pake putih juga kali ya, heuheuheu. Dari chants Eyang juga menemukan hal yang lucu. Mungkin bener kalo forza Slemannya BCS mirip dengan Curva Sud Milano, namun jika didengar lagi nada dan liriknya berbeda jauh. Chants ini ternyata juga di copy paste tetangga kecilnya dari bantul ini, lucunya chants ini cuma di ganti kata bantul dan nord, Eyang harus ketawa ngeliatnya cius, segitu ngefans nya kalian sama BCSxPSS? Hand banner punya BCS pun, ternyata juga mereka copy paste dan Eyang semakin ga abis pikir kok sampe segitunya. Juga kata “vinci per noi” juga di copy paste, memang dari sekian ribu kata-kata berbau Ultras, Itali dan sepak bola gag melintas di pikiran mereka? Logo mereka ada copy paste logo spiderblitz brand clothing di belakang orang mirip sasori di naruto loh heuheuheu. Mungkin karena tingkat usia anggotanya masih duduk di bangku SMP dan SMA sih.


Hand Banner di Maguwoharjo

 


Hand Banner di Sultan Agung

Ketiga, tentang ke Ultrasan
Mereka menyebut diri mereka sebagai ultras, tapi modern? Setau Eyang sih ultras itu malah 100% anti sama yang namanya moderenisasi. Kalo cuman masalah koreo dan red flare Eyang gag masalah, toh sudah dari dulu banyak suporter di Indonesia yang makek, tapi kalo copy paste semua apa itu yang disebut ultras? Ternyata copy paste BCS Sleman ini banyak sekali ga cuma ada di bantul. Itu berarti Sleman sudah mempunyai banyak fans ya di Indonesia. Mungkin maksut mereka itu ingin mencontoh semangat dan keberhasilan BCSxPSS, sayangnya mereka terburu bertindak tanpa belajar atau memahaminya terlebih dahulu.

CNF x 1967
BCSxPSS 1976
Kalo Eyang boleh  usul si CNF dkk ini kembali ke jalan yang bener aja, Eyang malah lebih salut ama Paserbumi yang masih tetap merah dan punya cara sendiri punya harga diri yang lebih dari sekedar copy paste. Bukan masksud Eyang nih mau ngadu domba suporter, tapi kedewasaan dan pemahaman itu perlu ga sekedar ultras ultrasan macam *thutt…* heuheuheu
Mungkin kalau agan-agan bacanya ada sekilas Eyang terlalu mengunggulkan BCS. Ya, Eyang emang seorang penghuni Curva Sud tetap di Sleman Maguoharjo., tapi Eyang nulisnya keadaan jujur wal afiat loh ini heuheuheu. Ingat Eyang gag menggurui, cuman sekedar mengingatkan sebelum terlambat deh J.


(Sumber: Kompasiana, pengalaman)

MPR ingin Menuju Pemilu yang Berkualitas


Rabu (26/6), Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) bekerjasama dengan Universitas Atmajaya Yogyakarta (UAJY) untuk mengadakan seminar Empat Pilar Goes To Campus di Ruang Auditorium Kampus II, Gedung Thomas Aquinas UAJY. Seminar yang bertajuk “Menuju Pemilu Yang Berkualitas” tersebut dimulai pukul 10-14 WIB.
Seminar tersebut menghadirkan tiga pembicara dari berbagai kalangan. Diantaranya adalah Erik Satrya Wadhana dan Ir. H. M. LukmanEdy, M. Si, sebagai perwakilan DPR-RI, serta Dr. W. Riawan Tjandra, Dosen Fakultas Hukum dan Program Pascasarjana UAJY.
Tujuan diadakan seminar tersebut tidak lain untuk mensosialisasikan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan untuk langkah awal sosialisasi tersebut, MPR bekerjasama dengan kampus-kampus dari berbagai wilayah di Indonesia.
(oleh: Aan Zaenu)

Rabu, 26 Juni 2013

Topas Pamungkas dan Agung Suprayogi Merapat Ke PSS Sleman

Topas Pamungkas saat tengah bermain
di PSIM Jogja (dok:istimewa)

Kabarnya dua pemain andalan PSIM Jogja saat menghadapi kompetisi Liga Utama PT.LI yang baru saja usai yaitu Topas Pamungkas dan Agung Suprayogi dikabarkan akan merapat ke PSS Sleman. Kedua pemain andalan PSIM ini terlihat sudah bergabung dalam latihan di Stadion Maguwoharjo pada Senin (24/6) sore.
Bergabungnya Topas dan Agung ini diharapkan bisa mengisi kekurangan pemain PSS di posisi sayap dan striker. Menurut Pelatih PSS, Yusak Sutanto, kedua pemain tersebut masih akan dilihat lagi kualitasnya.
“Mereka baru bergabung latihan sore ini (kemarin sore –red), jadi saya belum bisa melihat kualitas mereka. Rabu nanti ada game untuk bisa melihat kualitas mereka secara mendalam,” ujar Yusak sebagaimana dikutip dari Kedaulatan Rakyat.
Meskipun akan bergabung dengan PSS untuk menyelesaikan kompetisi musim ini, Topas mengaku prioritas utamanya tetap di PSIM. Sehingga jika bergabung dengan PSS, maka seusai kompetisi Divisi Utama PT. LPIS, Topas akan kembali lagi ke PSIM. Meski demikian Topas mengaku siap memberikan yang terbaik untuk PSS.
(Sumber: Berita Jogja)