Senin, 18 November 2013

La Grande Storia "kami" dengan PSS Sleman


Konvoi PSS Sleman
                Minggu, 10 Noveber 2013 hari sejarah baru bagi kami, setelah bertahun-tahun menunggu dan berharap, akhirnya kami mendapatkan apa yang kami mau. JUARA! Gegap gempita, tawa bahagia dan tangis haru menderu di Stadion Maguwoharjo malam itu. Setelah membagi skor 1-1 sampai menit 90 yang memaksa PSS Sleman dan Lampung FC melakoni drama babak perpanjangan dengan skor akhir 2-1 kemenangan untuk sang Elang Jawa.

                Sore itu mendung sedikit menutupi MIS, padahal jam masih menunjukkan pukul 15.00 namun, di area stadion telah ramai oleh beberapa orang berkostum hijau-hijau dan hitam-hitam. Padahal di dalam stadion masih ada perebutan juara ketiga oleh Persenga dan Persitara, dan pertandingan baru akan digelar malam nanti, PRIDE!!! Hal paling menarik dari sore itu, saya bertemu dengan seorang Sleman fans dari daerah Klaten. Tidak kaget juga jika ada beberapa fans dari luar kota, mengingat sejarah panjang yang dimiliki sang elang. Dia datang dengan beberapa orang berbaju hitam yang kerap saya temui di tribun seatan. Dia duduk disebelah saya dan menawari saya rokok dan minuman, kemudian kami terlibat dalam perbincangan ringan. Saya bertanya-tanya tentang kenapa mendukung dia mendukung PSS Sleman. Dia mengaku sering datang mendukung  PSS sejak dari kelas 3 SMP hingga kini lulus kuliah. Dia menceritakan bagainana dulu sampai rela tidak jajan selama seminggu hanya untuk membeli tiket masuk stadion. Ketika saya menanyakn alasannya kenapa dia menjadi sefanatik itu dengan PSS, dia hanya menjawab “kanggoku PSS ki wis mlebu getih je mas“. “Arep koe bcs opo slemania tetep podo tujuane, koe mesti yo mudeng maksutku” saya hanya tertawa dan kami lalu saling menceritakan juga kejadian-kejadian menarik saat mengawal Elang Jawa away ke kandang lawan. Baik cerita suka maupun duka. Hingga tiba-tiba saya tertegun untuk beerapa saat, terasa semua bulu kuduk berdiri, seperti ada butiran es mengalir di dalam nadi-nadi. Baru saya sadari dari cerita kami berdua, saya telah menemukan kesimpulan pertanyaan saya diawal tadi. Bahwasannya rasa cinta dan kebanggan kami pada PSS sebenarnya tanpa alasan, rasa itu timbul beriringan dengan cerita panjang yang kita miliki dengan PSS. Menyatu mengalir bersama seperti telah mengubah darah kami menjadi hijau, dan menuliskan nama PSS sleman di dada kami. 

                Jika anda mengira saya adalah salah satu gerombolan orang berbaju hitam-hitam di tibun selatan, anda benar. Tetapi jangan mengira kami berteriak, bernyanyi dan berdiri disini untuk bcs, bagi kami bcs hanyalah wadah dan kelompok untuk menata, membakar dan menyatukan teriakan serta semangat dukungan kami untuk PSS, tidak lebih tidak kurang. Kemenangan dan kejayaan PSS adalah harga mati tujuan kami, jika bcs berprestasi, itu “hanya” poin plus yang akan selalu memecut semangat kami untuk mendukung dan terus hidup untuk PSS.
IN PSS WE TRUST, IN CURVA SUD WE BURN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar