Jumat, 12 Juli 2013

Pemkot Belum Lirik Operasi Pasar

JOGJA - Harga kebutuhan pokok memasuki awal Ramadan terus meroket. Kenaikan harga yang mencolok terjadi pada komoditas cabai rawit merah.
Komoditas yang menghasilkan rasa pedas tersebut harganya mencapai Rp 60 ribu tiap kilogram kemarin (11/7). Harga itu lebih mahal Rp 2 ribu dibanding harga sehari sebelumnya.

Kenaikan harga juga terjadi pada bawang merah. Bahkan, kenaikannya mencapai sekitar Rp 10 ribu tiap kilogram. Yakni dari Rp 30 ribu menjadi Rp 40 ribu per kilogram.

Komoditas bahan pokok yang harganya masih stabil adalah daging sapi. Harganya tetap di kisaran Rp 90 ribu untuk tiap kilogram.

Penurunan harga terjadi pada daging ayam potong. Penurunannya  sebesar Rp 2 ribu per kilogram. Sebelumnya harganya Rp 35 ribu. Kemarin harga menjadi Rp 33 ribu.

Kenaikan harga cabai dan bawang itu dinilai Pemkot Jogja masih dalam taraf wajar. Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti menyatakan, kenaikan harga masih dalam normal.

Penilaian itu dilontarkan Haryadi saat memantau harga sejumlah barang kebutuhan pokok di Pasar Beringharjo Jogja kemarin. Berpijak dari data hasil pantauan, dia berpendapat pemkot belum akan melakukan operasi pasar.

Haryadi menyatakan, kenaikan harga yang terjadi di pasar terbesar di Jogjakarta itu masih di bawah kenaikan harga rata-rata nasional. ”Operasi pasar untuk menstabilkan harga pasar belum diperlukan. Tidak ada kenaikan harga yang ekstrem. Semua juga masih di bawah nasional,” tutur dia.

Dia menambahkan, kenaikan harga cabai dan bawang juga bukan dipicu akibat ketersediaan stok yang minim. Kenaikan harga terjadi murni lantaran terdampak kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) akhir Juni lalu. Selain itu, kenaikan harga sejumlah komoditas juga disebabkan momentum awal Ramadan dan menjelang Idul Fitri.

”Kebutuhannya memang meningkat. Jadi, ya sesuai mekanisme harga pasar harga akan mengalami kenaikan,” terang dia.

Sikap pemkot yang belum akan menggelar operasi pasar didukung Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Jogja Aman Yuriadijaya. Dia menuturkan, melaksanakan operasi pasar bukan perkara mudah.

Apalagi, lanjutnya, wilayah Kota Jogja terhubung dengan berbagai daerah lain. ”Butuh kerja sama dengan daerah lain,” terang figur yang juga menjabat asisten II bidang perekonomian dan pembangunan ini.

Dia mengatakan, disperindagkoptan akan mencoba berkoordinasi dengan daerah tetangga terutama Sleman dan Bantul. Termasuk menjalin komunikasi dengan Pemprov DIJ.

Langkah kkoordinasi tersebut ditempuh untuk menjaga stabilisasi harga pangan jelang lebaran nanti. ”Kalau harga memang naik, ya operasi pasar menjadi opsi satu-satunya mengatasi kelangkaan barang di pasaran,” katanya.

Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Kota Jogja memberi perhatian khusus terkait belum digelarnya operasi pasar ini. APPSI menilai harga sebagian bahan pokok seperti gula, minyak, dan beras masih stabil.

”Kami terus berupaya menjamin stabilitas harga. Jadi, operasi pasar masih belum perlu," kata Ketua APPSI Kota Jogja Syaherman.

Tinggal Menunggu Pengesahan Topas dan Agung

SLEMAN- PSS Sleman sudah mengikat tiga pemain baru guna memperkuat tim di sisa putaran kedua. Satu pemain, Kristian Adelmund sudah mendapat legalitas dari PT Liga Prima Indonesia Sportindo (PT LPIS).
Namun untuk dua pemain lagi, yakni mantan penggawa PSIM Jogja di Divisi Utama LI 2013 Topas Pamungkas dan Agung Suprayogi belum mendapat pengakuan dari operator kompetisi pimpinan CEO Widjajanto tersebut.

Terkait hal ini, Manajer PSS Sleman Supardjiono menegaskan baik Topas maupun Agung sama-sama sudah didaftarkan ke LPIS sejak akhir pekan lalu. Hanya saja hingga kini belum juga ada jawaban.

Pardji tidak tahu alasan LPIS belum juga memproses pengesahan mereka. Namun dia menengarai hal itu berkaitan dengan awal Ramadan.

“Jujur saya sendiri tidak tahu alasannya kenapa belum ada jawaban dari LPIS. Tapi ada kemungkinan orang-orang yang ada di LPIS sedang liburan. Maklum saja sekarang kan baru memasuki awal Ramadan,” tandas adik politikus partai Nasional Demokrat (Nasdem) Subardi ini.

Pardji memperkirakan Senin (15/7) pendaftaran Agung dan Topas bakal diproses. Juga tidak menutup kemungkinan dua pemain penting Laskar Mataram-julukan PSIM- tersebut sudah disahkan LPIS.

Soal Topas yang sempat membela klub amatir Persikap Kabupaten Pekalongan di Divisi I bulan lalu, Pardji menegaskan hal itu bukan masalah. Sebab, sekalipun bermain di Divisi I status Topas tidak pernah turun ke amatir. Pasalnya sesua manual yang dibuat Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) setiap tim Divisi I diperbolehkan mempekerjakan tujuh pemain profesional.

“Kan aturannya kompetisi Divisi I ini memperbolehkan adanya tujuh pemain profesional. Nah, meskipun Topas main untuk Persikap statusnya tetap pemain profesional. Selain itu, untuk turun dari profesional ke amatir kan butuh masa pemutihan yang tidak sebentar,” kata dia.

Di bagian lain, pelatih anyar PSS Lafran Pribadi memastikan dirinya tidak akan menyusun ulang program latihan Ramadan. Kata pembesut Planet Biru tersebut, apa yang telah disusunnya dengan mantan pelatih Yusak Sutanto sudah sangat sempurna untuk tim yang sedang menjalani jeda tengah kompetisi seperti PSS.

Dengan demikian, agenda uji coba setiap pekan tetap dilanjutkan. Namun jika akhirnya tidak mendapat lawan yang sepadan, tim amatir Sleman bisa menjadi pilihan. Terlebih lagi tidak semua klub Sleman berpartisipasi di ajang Ramadan Cup yang mulai bergulir 17 Juli mendatang.
“Tapi hal itu tentunya harus dibicarakan dengan manajemen juga. Kami kan cuma bisa menyusun plan.Keputusan akhir tetap di manajemen,”imbuhnya.

Tapi PSS nampaknya tidak perlu pusing-pusing mencari lawan sepadan. Pasalnya, kompetitor mereka di Divisi Utama LPIS Persires Banjarnegara berencana mengajak Super Elang Jawa (Super Elja) melakukan laga uji coba . Kabarnya jika terlaksana laga tersebut bakal digelar di Maguwoharjo International Stadium (MIS) akhir pekan depan.
(sumber: Radar Jogja)